PENGUMPULAN MINYAK JELANTAH

Rencana pengumpulan minyak jelantah yang akan digunakan membuat sabun dari minyak jelantah

SISWA HEBAT KARYA TEPAT

Karya Pembuatan Topeng daru daur ulang kertas di ikutkan dalam Pameran Karya Inovasi – Kreasi di SMP Negeri Wajak 1

KIR SMPN 1 WAGIR

Karya Ilmiah Remaja 2015 ā€“ 2016

TANAMAN TOGA

Ā Ā  Salah satu program ekskul KIR adalah menanam toga di lingkungan sekolah. Tanaman toga ini ditanam anggota KIR mulai dari awal sampai nanti panen.

Harapan Pembina KIR menanam Toga ini sekaligus dapat mengambil materi untuk Penelitian Ilmiah, yang dijadikan sebagai Karya Tulis Ilmiah.

1

Ā Foto Pembina KIR beserta anggota

2

Menentukan bibit tanaman Toga

3

Menyemai biji tanaman Toga di Polibag

4

5

Anggota KIR memindah tanaman Toga

6

7

hasil pemindahan tanaman Toga (satu polybag satu tanaman Toga)

8

Pembina mengadakan Pelatihan Melubangi polybag untuk media tanaman Toga bersama anggota KIR di Lab IPa SMP Negeri 1 Wagir

9

a

b

c

Pembina melakukan pelatihan membuat kompos mandiri untuk media tanaman Toga

bersama anggota KIR bertempat di taman bagian belakang SMP Negeri 1 Wagir

g

d

f

h

Anggita KIR memasukkan media tanam (kompos) ke dalam polybag yang sudah dilubangi

i

j

k

l

Pencanangan Tanaman Toga oleh Bpk. Budi Harnoto, S.Pd. (Wakil Kepala SMP Negeri 1 Wagir) beserta Pembina dan anggota KIR di Lab IPA

Tanggal 1 Maret 2016

m

n

o

p

q

r

Melanjutkan menanam/memindah tanaman Toga

di taman SMPN 1 Wagir bagian belakang

t

u

v

w

x

z

za

zb

zd

Setiap minggu Anggota KIR merawat tanaman Toga dengan mencabut rumput yang ada di sekitar tanaman dan menyiram tanaman Toga apabila memerlukan air

ze

zf

zg

Agenda KIR Bulan Oktober

Mading Agenda Oktober WP

BROSUR KIR

Brosur KIR 2015-2016 Depan

Brosur KIR 2015-2016 Belakang 1

Brosur KIR 2015-2016 Belakang 2

Brosur kir 2015-2016 di Kelas Blk WP

Kegiatan Pelatihan Potong Botol Dengan Api Lilin

Mading Pelatihan Memotong Botol di Lab IPA WP

Kegiatan PelatihanĀ Daur Ulang Lampu 1

Mading Pelatihan Daur Ulang Lampu 1 WP

Kegiatan Pelatihan Potong BotolĀ 2

Mading Pelatihan Potong Botol Kaca 2

Kegiatan Pelatihan Jarimatika Cinta

Mading Pelatihan Jarimatika Cinta WordPress

Kegiatan Pelatihan Melubangi Botol Kaca

Mading Pelatihan Melubangi Botol

Kegiatan Pelatihan Daur Ulang Kertas

Mading Pelatihan Daur Ulang Kertas 1

Mading Pelatihan Daur Ulang Kertas 3

Mading Pelatihan Daur Ulang Kertas 2

Materi Pelatihan Informasi dan Teknologi

Berikut akan dibahas mengenai materi yang berhubungan dengan Teknologi dan Informasi SMPN 1 Wagir :

1. Mengetik 10 Jari

2. Perangkat Keras

3. Perangkat Lunak

4. Under Windows

a. Microsoft Office Word 2003

b. Microsoft Office Excel 2003

c. Microsoft Office Power Point 2003

5. Email

6. Blog (WordPress dan Blogspot)

Untuk Ujian Online KLIK DI SINIĀ 

SATU GURU SATU WEBLOG

Bagaimana menurut pandapat Anda, Satu GURU (bisa guru, karyawan, BK, UKS, Unit Kegiatan Siswa) Satu WEBLOG (WordPress/Blogspot/yang lain). Silakan memberi komentar…

PENGEMBANGAN ANGGREK di MEDIA BATOK KELAPA (Limbah Keras)

MENANAM SISTEM TERBALIK

Mencoba menanam dengan sistem terbalik, dipraktekkan di kelas, kemudian langsung diletakkan di tempat yang tersedia. Semoga bermanfaat

Penjernih Air Bertingkat

Pembuatan Penjernih Air bertingkat yang dibuat oleh siswa-siswi. Pembuatan ini juga di tambah dengan pemeliharaan ikan cupang

KARYA ILMIAH SMP NEGERI 1 WAGIR

Karya Ilmiah Remaja 2018 ā€“ 2019

Karya Ilmiah Remaja 2017 ā€“ 2018

Pengembangan Tanaman Stowberry

Mading Pengembangan Tanaman Stroberry 1

Mading Pengembangan Tanaman Stroberry 1b

Pemotongan Batang Pohon Pisang Untuk Kompos

Tahap 1

Pramuka Berani Hidup

Pemindahan Tanaman Buah dan Penggunaan Kompos

Go Green

Bengkel Tanaman Gelombang Cinta

Mading Bengkel Tanaman Gelombang Cinta

KARYA ILMIAH SMP NEGERI 1 WAGIR

Karya Ilmiah Remaja 2016 ā€“ 2017

Pelatihan Pembuatan Topeng

Anggota KIR

IMG_3281

Pengumpulan Kertas bekas

Pembuburan kertas

Persiapan Alat dan bahan Topeng

Pembina / Pemateri memberi teori dalam pembuatan Topeng dari bubur kertas

Pembuatan Topeng

Sambutan Bpk. Wakil Kepala Sekolah dan Kunjungan Bpk Kepala Sekolah

Pengeringan Topeng bubur kertas

Pemasangan Topeng di Mading Sekolah

IMG_20170425_091651

Pelatihan Membuat Asesoris dari stereofoam

wp-pelatihan-stereofoam

Penanaman Tanaman Penitian di lingkungan Sekolah

WP 2 Pelatihan Tanaman Penitian 4 ok.jpg

UPACARA BENDERA

Pembina Upacara bersama Guru dan Kepala SMPN 1 Wagir

IMG_0072.JPG

 

Peserta Upacara Bendera

IMG_0066.JPG

IMG_0043.JPG

IMG_0061.JPG

 

Petugas Upacara Bendera

IMG_0074.JPG

IMG_0073.JPG

IMG_0075.JPG

IMG_0076.JPG

Pelaksanaan Upacara Bendera

IMG_0060.JPG

IMG_0050.JPG

IMG_0051.JPG

IMG_0056.JPG

IMG_0058.JPG

IMG_0064.JPG

Intisari :

Perkembangan Teknologi dan Informasi (TI) saat ini sangatlah pesat, bahkan perkembangan TI ini tidak ada yang bisa membendung. Sehingga kalau dilihat dari dampak negatifnya TI sangatlah besar, akan tetapi kalau kita dapat memanfaatkan dengan baik maka manfaatnya jauh lebih besar lagi.

Salah satu cara antisipasi agar tidak terjerumus adalah dengan cara mempergunakan internet seperlunya dan membentengi diri dengan mempertebal keimanan kita.

IMG_0071.JPG

Standar Sanitasi dan Status Kesehatan Lingkungan Sekolah

Pengertian umum lingkungan sekolah adalah salah satu kesatuan lingkungan fisik, mental dan sosial dari sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar dengan baik dan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan murid secara optimal.

Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, juga kesehatan warga sekolah. Kondisi dari komponen lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Faktor resiko lingkungan sekolah tersebut antara lain kondisi atap, dinding, lantai, dan aspek lainnya sebagai berikut :

  1. Kondisi atap dan talang :Atap dan talang yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapatmenjadi tempat perindukan nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung terjadinya penyebaran dan penularan penyakit demam berdarah dan leptospirosis.
  2. Kondisi dinding : Dinding yang tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetika juga berpotensi merangsang timbulnya gangguan pernafasan seperti asthma atau penyakit saluran pernafasan.
  3. Kondisi lantai : Dinding yang tidak rata, licin dapat menyebabkan terjadinyakecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat mengurangi kenyamanan dan estetika. Lantai yang tidak kedap air dapat menyebabkan kelembaban. Kondisi ini mengakibatkan dapat berkembang biaknya bakteri dan jamur yang dapat meningkatkan resiko penularan penyakit seperti TBC, ISPA dan lainnya.
  4. Kondisi tangga :Tangga yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti kemiringan, lebar anak tangga, pegangan tangga berpotensi menimbulkan kecelakaan bagi peserta didik. Tangga yang memenuhi syarat adalah lebar injakan > 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, lebar tangga > 150 cm serta mempunyai pegangan tangan.
  5. Pencahayaan :Pencahayaan alami di ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan mendukung berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan jamur. Kondisi ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Selain itu pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap sehingga disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit).
  6. Ventilasi : Ventilasi di ruangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan menyebabkan proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadi pengap dan lembab, Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknya bakteri, virus dan jamur yang berpotensi menimbulkan gangguan penyakit seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.
  7. Kepadatan Kelas :Perbandingan jumlah peserta didik dengan luas ruang kelas yang tidak memenuhi syarat kesehatan menyebabkan menurunnya prosentase ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh peserta didik. Hal ini akan menimbulkan rasa kantuk, menurunkan konsentrasi belajar dan resiko penularan penyakit. Perbandingan ideal adalah 1 orang menempati luas ruangan 1,75 M2.
  8. Jarak Papan tulis : Jarak papan tulis dengan murid terdepan< 2,5 meter akanmengakibatkan debu kapur atau spidol beterbangan dan terhirup ketika menghapus papan tulis, sehingga untuk jangka waktu lama akan berpengaruh terhadap fungsi paru-paru. Bila jarak papan tulis dengan murid paling belakang > 9 meter akan menyebabkan gangguankonsentrasi belajar.
  9. Ketersediaan tempat cuci tangan : Tangan yang kotor berpotensi menularkan penyakit. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun mampu menurunkan kejadian penyakit diare 30%. Tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau sesudah buang air besar merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan ketentuan Departemen Kesehatan maka setiap 2 (dua) ruang kelas harus terdapat satu wastafel yang terletak di luar ruangan.
  10. Kebisingan : Kebisingan adalah suara yang tidak disukai, bisa berasal dari luar sekolah maupun dari dalam lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat menimbulkan gangguan komunikasi sehingga mengurangi konsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress.
  11. Air bersih : Ketersediaan air bersih baik secara kualitas maupun kuantitas muklak diperlukan untuk menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.
  12. Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir). Kamar mandi : Bak penampungan air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk.WC dan urinoir : Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut (diare,cacingan, hepatitis ). Penyakit ini ditularkan melalui air, tangan, makanan dan lalat. Untuk perlu diperhatikan ketersediaan WC dalam hal jumlahnya. Perbandingannya adalah : 1 WC untuk 25 siswi dan 1 WC untuk 40 siswa.
  13. Pengelolaan sampah : Penanganan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapatmenjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan gangguan kenyamanan dan estetika. Untuk itu disetiap ruang kelas harus terdapat 1 buah tempat sampah dan di sekolah tersebut harus tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
  14. Sarana pembuangan air limbah : Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan ataupun tidak dipelihara akan menimbulkan bau, mengganggu estetika dan menjadi tempat perindukan dan bersarangnya tikus. Kondisi ini berpotensi menyebabkan dan menularkan penyakit seperti leptospirosis dan filariasis (kaki gajah).
  15. Pengendalian vector : Termasuk dalam pengertian vektor ini, terutama adalah tikus dan nyamuk : Tikus :Tikus merupakan vektor penyakit pes, leptospirosis, selain sebagai vektor penyakit, tikus juga dapat merusak bangunan dan instalasi listrik. Hal ini meningkatkan resiko penularan penyakit dan juga menimbulkan terjadinya arus pendek pada aliran listrik.Nyamuk : Nyamuk merupakan vektor penyakit, jenis nyamuk tertentu menularkan jenis penyakit yang berbeda. Nyamuk Aedes Aegypti dapat menyebabkan demam berdarah. Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok resiko tinggi terjangkit penyakit demam berdarah. Nyamuk demam berdarah senang berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air maupun non penampungan air. Beberapa tempat perindukan yang harus diwaspadai antara lain bak air, saluran air, talang, barang-barang bekas dan lainnya.
  16. Kantin/warung sekolah : Kantin/warung sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuktempat memenuhi kebutuhan makanan jajanan pada saat istirahat. Makanan jajanan yang disajikan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan berpengaruhterhadap kesehatan sehingga akan mempengaruhi proses belajar mengajar.
  17. Kondisi halaman sekolah : Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu, sehingga menyebabkan penyakit ISPA dan pada musim hujan akan menimbulkan becek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan. Halaman sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit.
  18. Perilaku :Ā Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat mempengaruhi terjadinya penularan dan penyebaran penyakit. Sekolah merupakan tempat pembelajaran bagi peserta didik untuk membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat, untuk menurunkan resiko terkenapenyakit tertentu. Beberapa perilaku hidup bersih dan sehat itu antara lain : tidak merokok, buang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan lingkungan dan lainnya.

Sumber :Ā http://www.indonesian-publichealth.com

Sumber referensi, antara lain :

  1. Departemen Kesehatan, R.I. 1993. Usaha Kesehatan Sekolah, Tuntunan Pelaksanaan Bagi Guru SMTP/SMTA. Jakarta
  2. Departemen Kesehatan, R.I 2003. Pedoman Umum Pengendalian Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan di Sekolah. Jakarta
  3. Departemen Kesehatan, R.I.2003. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta.
  4. Kepmenkes Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah

DEFINISI SANITASI

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. (https://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi)

Beberapa sumber atau literatur memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai sanitasi, namun pada intinya Sanitasi adalah upaya yang kita lakukan untuk mewujudkan suatu kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan kesehatan. (http://bellasuratmono.blogspot.co.id)

PENGERTIAN SANITASI DAN HYGIENE

A. Latar Belakang
Ada pepatah yang mengatakan ā€œMen Sana In Corpore Sanoā€, yang artinya dalam tubuh yang sehat, akan terdapat jiwa yang sehat. Akan tetapi masih banyak juga orang yang sakit dan biasanya karena pola hidup mereka sendiri yang kurang baik dan kebiasaan yang kurang baik sehingga dapat melemahkan dan merusak tubuh.
Perihal kesehatan cukup mudah untuk dipahami, akan tetapi masih banyak orang yang sakit karena kurangnya pengetahuan tentang arti kesehatan ataupun karena lalai.

Dalam pelayanan segala kebutuhan yang diperlukan telah siap sedia, seperti pelayanan akomodasi, restoran, bar, fitness center, transportasi, dsb. Semua fasilitas ini tidak hanya menampilkan mutu, citarasa masakan, kenyamanan saja, akan tetapi factor yang sangat penting adalah menyangkut kenyamanan dan kepastian atau jaminan kebersihan untuk kesehatan sesuai tujuan orang menikmati fasilitas tersebut demi kelangsungan hidupnya yaitu ā€œhygiene dan Sanitasiā€ (kesehatan dan kebersihan). Untuk itu dalam mengelola seluruh fasilitas yang ditawarkan secara professional haruslah sesuai dengan aturan kesehatan yang berlaku, sehingga pengguna jasa mendapatkan kenikmatannya sendiri dengan jaminan kesehatan.
Pada akhirnya terjadilah dalam usaha bisnis hotel, restoran dan catering persaingan dalam kualitas atau mutu pelayanan yang mencakup kebersihan sebagai jaminan kesehatan.

B. Hygiene
Kata ā€œhygieneā€ berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:

  1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
  2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada.
  3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
  4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan.
  5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat.
  6. Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu:
    – Yang menyangkut individu (personal hygiene)
    – Yang menyangkut lingkungan (environment)

Hygiene is a concept related to medicine as well as to personal and professional care practices related to most aspects of living although it is most often associated with cleanliness and preventative measures.

Dalam industry makanan/catering, penerapan standar hgiene yang tinggi perlu dilakukan dalam mengolah makanan agar mampu memproduksi makanan yang aman untuk dikonsumsi. Aman artinya bebas dari hal-hal yang membahayakan, merugikan dan bebas dari kerusakan.

C. Sanitasi
Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:

  1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

  2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.

  3. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

  4. Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention od diseases by eliminating or controlling the environmental factor which from links in the chain of tansmission.

  5. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan juga melindungi diri agar tetap sehat.

Kesimpulan :
Jadi dalam hal ini sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada orangnya.

Sanitasi : Usaha kesehatan prevenif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Hygiene : Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia.
Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita, misalnya:
– Mencegah penyakit menular
– Mencegah kecelakaan
– Mencegah timbulnya bau tidak sedap
– Menghindari pencemaran
– Mengurangi jumlah (presentase sakit)
– Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman

D. Ruang Lingkup Hygiene dan Sanitasi
Ruang Lingkup Hygiene
Masalah hygiene tidak dapat dipisahkan dari masalah sanitasi, dan pada kegiatan pengolahan makanan masalah sanitasi dan hygiene dilaksanakan bersama-sama. Kebiasaan hidup bersih, bekerja bersih sangat membantu dalam mengolah makanan yang bersih pula.
Ruang lingkup hygiene meliputi:

  1. Hygiene perorangan
  2. Hygiene makanan dan minuman

Ruang Lingkup Sanitasi
Berdasarkan pengertiannya yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Di dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan, baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan perilaku.
Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antra perkantoran dan kawasan industry atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor, rumah dsb.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kegiatan sanitasi di hotel meliputi aspek sebagai berikut:

  1. Penyediaan air bersih/ air minum (water supply) Meliputi hal-hal sebagai berikut:

    – Pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas

    – Pemanfaatan air

    – Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air

    – Cara pengolahan

    – Cara pemeliharaan.

  2. Pengolahan sampah (refuse disposal) Meliputi hal-hal berikut :

    Cara/system pembuangan

    Peralatan pembuangan dan cara penggunaannya serta cara pemeliharaannya

  3. Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation) Meliputi hal-hal sebagai berikut:

    – pengadaan bahan makanan/bahan baku

    – Penyimpanan bahan makanan/bahan baku

    – Pengolahan makanan

    – Pengangkutan makanan

    – Penyimpanan makanan

    – Penyajian makanan

  4. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent control)

    Meliputi cara pengendalian vector

  5. Kesehatan dan keselamatan kerja, Meliputi hal-hal sebagai berikut:

    – Tempat/ruang kerja

    – Pekerjaan

    – Cara kerja

    – Tenaga kerja/pekerja

SumberĀ : http://gagaje.blogspot.co.id